Hari ini Tarif Listrik Naik (lagi), Paket Pahit di Hari Lebaran

Solmadapar: aksi mahasiswa menolak kenaikan tarif listrik yang dilakukan di Tugu Digulis Bundaran Untan beberapa waktu lalu

Pontianak-Today. Hari bertepatan dengan H+7 hari raya Idul Fitri 1438H ditengah suka cita masyarakat merayakan lebaran namun pada saat yang sama pula  harus dihadapakan pada suatu keadaan yang dirasa sangat memberatkan tapi tak bisa di elakkan lagi.

Mulai tanggal 1 Juli 2017 hari ini pemerintah secara resmi mencabut 100% subsidi bagi pelanggan PLN 900VA, itu artinya pelanggan dengan golongan tersebut tagihannya akan mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya.

Kenaikan ini merupakan yang keempat kalinya ditahun 2017, setelah sebelumnya terjadi kenaikan bertahap sejak 1 Januari 2017.

Per hari ini (01/07) pelanggan PLN yang dengan golongan 900VA akan dikenakan tarif sama dengan non subsidi yakni sebesar Rp.1.467 per KWH atau naik sebesar 8,51% dibanding akhir bulan Juni lalu.

Salah satu organisasi Mahasiswa di Kalimantan Barat yang cukup getol mengkritisi kebijakan ini, Solmadapar melalui presidiumnya Yoga Nafarulhuza saat dihubungi team kalbartoday.com mengatakan pihaknya menyesalkan kebijakan yang sangat memberatkan masyarakat ini.

“kenaikan kali ini sebesar 8,51% memang kelihatan kecil, namun jika kita hitung dari awal tahun 2017 hingga hari ini (01/07) telah terjadi kenaikan hampir 150%, disisi lain sejak sejak enam bulan setelah kenaikan tahap pertama kita belum melihat adanya perbaikan signifikan akan pelayanan yang diberikan” ujar Yoga.

Masih menurut Yoga, di Jaman saat ini listrik sudah menjadi sebuah kebutuhan dasar masyarakat, banyak sekali aktivitas sehari-hari yang tergantung pada suplai listrik sehingga dengan tingkat kenaikan yang sangat besar ini tentu sangat menambah beban bagi masyarakat.

“hal ini diperparah dengan tingkat kenaikan harga barang-barang pokok, bahkan celakanya lagi pada saat yang sama beberapa komoditas hasil pertanian justru terjun bebas seperti tak terkendali, ini benar-benar paket lebaran yang pahit buat masyarakat” kata pemuda yang telah beberapa kali menggelar demonstrasi bersama teman-temannya menolak kenaikan tarif listrik ini.

“cobalah para pejabat-pejabat itu sesekali main ke desa agar tahu bagaimana beban yang dirasakan masyarakat karena harga karet turun, gabah murah, jeruk mulai terpuruk, ini semua ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, sudah susah eh listrik naik pula” lanjut Yoga.

Turunnya harga hasil pertanian dan meningkatnya beban masyarakat seperti kenaikan tarif listrik tentu secara langsung akan mempengaruhi daya beli masyarakat itu sendiri, “ketika daya beli sebagian besar masyarakat menurun maka akan terjadi perlambatan perputaran roda ekonomi, tentu kondisi ini sangat tidak baik bagi kita semua” tutur Yoga dengan serius. (awe)

Recommended For You

About the Author: awe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.