Sambas-Today. Kritik keras di lontarkan tokoh masyarakat dan Mahasiswa asal kabupaten Sambas pada masa 1 tahun kepemimpinan Atbah-Hairiah, Bupati dan wakil bupati yang setahun lalu tampil mengejutkan dengan kemenangan mutlak atas lawan-lawannya yang berstatus petahana dan juga mantan legislator provinsi ini di cap gagal dalam memimpin negri Serambi mekkah.
Pendapat itu di kemukakan oleh tokoh masyarakat dan pemuda asal Pemangkat, Galih Usmawan, Saat berbincang-bincang dengan team kalbartoday melalui via selluler (12/6), Galih menyampaikan kekecewaan nya atas kepemimpinan bupati dan wakil bupati yang sekarang.
” moto kerja senginyan- inyan yg selama ini di familiarkan pak Bupati saya pikir hanyalah berupa slogan, bahkan apa yg menjadi visi yang katanya mewujudkan sambas yang berahlakul karimah, unggul dan sejahtera faktanya seperti pepatah jauh panggang dari api”. Kata Galih.
Lebih lanjut, pemuda yang juga di kenal sebagai mantan aktivis mahasiswa ini mengatakan, perjalanan 1 tahun pemerintahan bupati dan wakilnya tidak lah produktif, tolak ukur itu dapat di nilai dari yang pertama, lamban menata birokrasi yang terjadi malah “menggebuk” birokrasi dari dalam. Kedua, lamban mengeksekusi serapan anggaran pembangunan terutama yang bersumber dari dana DAK ( tahun 2016 banyak paket pekerjaan yang tunda bayar). Ketiga, macetnya keran komunikasi antara eksekutif dan legislatif bahkan tercium aroma “one man show” cukup kental, sehingga timbul kecurigaan di publik, adanya keretakan hubungan antara bupati dan wabup. Keempat, lambannya pelayanan publik, dan program pembangunan di tahun 2017.
Jika semua ini di biarkan berlarut-larut, kita tidak ingin kabupaten Sambas menjadi semakin tertinggal dari daerah-daerah yang lain. Maka dari itu perlu adanya sinergisitas untuk membangun kabupaten Sambas yang “senginyan-inyan”, berbenahlah sebelum terlambat. Pungkasnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, ketika team kalbartoday bertemu dengan salah satu mahasiswa asal kabupaten Sambas, Giha pranaka (12/6) juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pemimpin Sambas sekarang.
” Sambas hebat itu dalam artian apa?, Apakah menjadi hebat jika masih ada sekolah-sekolah yg tidak tersentuh bantuan pemerintah, contohnya itu SD suka damai desa bukit segoler kecamatan Tebas, kondisi nya seperti kandang ayam” ketus Giha dengan nada yang prihatin.
Lebih lanjut Mahasiswa yang juga aktif di FORMAS (Forum mahasiswa Sambas), ini mengatakan, ” masalah di Sambas itu tidak berubah-berubah, ganti pemimpin tetap saja kondisi tetap sama, infrastruktur jalan tetap jelek, masyarakat taraf hidup nya tetap saja tidak meningkat, apalagi sektor pertanian, hasil pertanian tetap saja di hargai murah”. Pungkas Giha (koz)