Balikpapan-Today. General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat, Bima Putrajaya, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dalam penyediaan tenaga listrik dan pemanfaatan serta pengembangan potensi biomassa di Kalimantan Barat, Selasa (1/8). Kegiatan yang dilaksanakan di kantor PLN Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) jalan Bahagia Balik Papan itu juga dihadiri oleh Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan, Machnizon Masri, serta 15 calon pelanggan potensial PLN Regional Kalimantan dengan rencana total daya tersambung sebesar 154 MVA dan 2 pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm).
Menurut Bima, guna mendukung pertumbuhan kawasan industri dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kalimantan Barat, PLN menandatangani MoU penyediaan tenaga listrik dengan sejumlah pengembang antara lain PT. Energi Pelabuhan Indonesia dengan kebutuhan daya sebesar 10,4 MVA di Kabupaten Mempawah, PT. Buana Tunas Sejahtera dengan kebutuhan daya 10,9 MVA di Badau, Putussibau, PT. Bintang Barito Jaya dengan kebutuhan daya sebesar 6 MVA di Balai Karangan, PT. Ketapang Ecology Agriculture Forestry Industrial Park dengan kebutuhan daya sebesar 10 MVA di Ketapang, dan PT. Pusaka Jaya Internasional yang merupakan pengembang pembangkit EBT Biomassa dengan kapasitas 2 X 5 MW di Desa Sei Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau.
“Bidang industri yang terlibat dalam penandatanganan MoU ini adalah industri pertambangan, industri kelapa sawit, dan industri perkayuan. Sementara penandatanganan MoU dengan PT. Energi Pelabuhan Indonesia yang berada di kawasan Pantai Kijing, Mempawah akan berperan besar untuk memperlancar akses keluar masuk bahan baku dan pengiriman distribusi produk olahan”, jelas Bima.
Dijelaskannya, pasokan daya listrik yang dimiliki PLN Kalbar saat ini telah mencapai 665 MW, sedangkan konsumsi listrik masyarakat saat beban uncak sebesar 596 MW, dengan demikian terdapat surplus daya sebesar 69 MW. Dengan surplus daya sebesar ini tentunya PLN Kalbar memiliki kemampuan lebih untuk melayani permintaan suplai listrik masyarakat, baik untuk pelanggan umum maupun sektor industri dan dunia usaha.
Khusus disektor perumahan, PLN Kalbar telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan beberapa assosiasi perusahaan pengembang antara lain ; REI , APPERSI, APERINDO, dan Property Indonesia di Kalbar untuk mendorong tumbuhkembangnya usaha perumahan agar masyarakat dapat memiliki rumah tinggal yang layak. Selain itu PLN Kalbar juga berkomitmen megembangkan pusat-pusat perbelanjaan modern seperti Transmart yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.
Bima juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kalbar, khususnya yang masuk dalam program 35.000 MW. Sesuai dengan Rencana Usulan Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), sampai akhir tahun 2020 sisitem kelistrikan Kalimantan Barat akan menambah suplai listrik sebesar 622 MW.
“Dengan prediksi cadangan daya sebesar lebih dari 600 MW atau 80 % dari beban puncak maka para pelaku industri tentunya tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan daya lagi. Berapa pun daya listrik yang diperlukan oleh masyarakat saat ini dapat segera kami layani”, pungkas Bima.
Disisi lain, PLN Kalbar juga sedang mengembangkan pembangkit listrik dengan memanfaatkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) . Saat ini PLN Kalbar telah bekerja sama denga pihak swasta untuk menambah pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) dan Biogas (PLTBg) dengan total kapasitas sebesar 60 MW dengan rincian; 10 MW sudah memasuki proses Power Purchase Agreement (PPA) dan 50 MW sudah melakukan MoU dengan PLN. Kapasitas daya tersebut antara lain berasal dari PLTBm Rezeki Siantan sebesar 10 MW yang sudah selesai proses PPA dan 7 lokasi PLTBm/PLTBg lain yang akan segera melakukan PPA.
“Kami berharap dukungan seluruh stakeholder agar rencana yang telah kami lakukan dapat segera terealisasi, untuk menjadikan Kalimantan Barat lebih terang, lebih maju lagi”, tandas Bima. (Humas PLN)