Bunga KUR batal turun? HIPMI Kalbar: Pemerintah harus dukung UMKM

Kredit Usaha Rakyat (KUR)
 

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

 

Pontianak – today. Data kementerian Koperasi dan UKM mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2016 mencapai 99,96% dari 100 Trilyun rupiah yang dianggarkan, untuk mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah ditahun 2017 ini pemerintah akan menambah kucuran dana KUR sebesar 5% dengan demikian target penyaluran KUR ditahun 2017 sebesar 105 Trilyun rupiah, selain itu pemerintah juga menambah anggaran subsidi KUR sebesar 9 Trilyun rupiah, subsidi ini rencananya akan digunakan untuk mengurangi suku bunga KUR menjadi 7% pertahun dari sebelumnya 9% pertahun.

Namun demikian Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah masih mempertimbangkan penurunan suku bunga KUR saat ini, menurutnya dibanding penurunan suku bunga, skema penjaminan akan lebih efektif. “Kita akan menggunakan yang tadinya subsidi dinaikan untuk menurunkan lagi suku bunga, kita tidak akan pakai untuk menurunkan suku bunga tapi kita akan menggunakannya untuk penjaminan assuransi” kata mantan Gubernur BI ini sebagaimana dikutip dari metrotvnews.com, Darmin juga menyebutkan bahwa alasan lainnya adalah mempertimbangkan Bank kecil dan BPR – BPR. “mereka akan kalang kabut dan tidak mampu bersaing” ungkap Darmin saat diwawancai awak media.

Nedy Achmad, Ketua Umum HIPMI Kalbar
Nedy Achmad, Ketua Umum HIPMI Kalbar

 

Nedy Achmad, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Kalimantan Barat saat dihubungi team kalbartoday.com mengatakan pihaknya berharap bunga KUR bisa turun sesuai dengan rencana awal pemerintah, ia juga mengatakan yang perlu menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah memperbanyak dan memperkuat dunia usaha khususnya UMKM dan penurunan suku bunga KUR yang memang diperuntukkan bagi UMKM ini akan sangat membantu kelangsungan dan kelancaran usaha mereka, dan ini harus dijaga dalam kurun waktu tertentu sampai tercapainya penguatan dan kestabilan usaha UMKM dalam jangka waktu panjang serta dampak multiplier effect dari bergulirnya KUR sudah mulai dirasakan.

Pada tahun 2015 bunga KUR mencapai 22% pertahun, baru kemudian turun pada tahun 2016, “usulan bunga KUR 9% adalah dari HIPMI, dan setelah suksesnya penyaluran KUR tersebut, kita minta pemerintah menurunkan lagi ke angka 7%, itu karena kita tahu persis kondisi dilapangan dan kebutuhan nyata dari para pelaku usaha tersebut” kata pria berkacamata ini, lebih lanjut ia mengatakan “jika pemerintah memang berpihak pada perkembangan UMKM di negeri ini, tidak sulit rasanya tetap mengakomodir kebutuhan pembiayaan UMKM ini dengan berbagai skema positif”

Pihaknya berharap pengurangan atau pengubahan skema tertentu untuk KUR ini tentunya harus dikaji setiap sisi baik dan buruknya, dan perubahan yang terlalu sering dalam konteks kebijakan pembiayaan ini secara tidak langsung menggambarkan belum kokohnya pondasi perhatian pemerintah dalam kebijakan ekonomi khususnya bagi dunia UMKM. (awe)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.